Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

MENANTI KENYAMAN DALAM HAJI

Written By Unknown on Kamis, 12 Juni 2014 | 03.05


   Catatan Edy Supriatna - Akhirnya Pemerintah Arab Saudi mengabulkan permohonan penambahan kuota untuk   jamaah haji Indonesia.

Setelah ditunggu lama, Menteri Agama Suryadharma Ali mengumumkan tambahan kuota haji sebanyak 10.000 orang sehingga jemaah haji Indonesia yang diberangkatkan ke tanah suci pada musim haji 1432 H atau tahun 2011 menjadi sebanyak 221.000 orang.

Setiba dari Arab Saudi mengecek persiapan haji di Arab Saudi 1432H/2011, Menteri Agama Suryadharma Ali di ruang VIP Room Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten,  menjelaskan bahwa tambahan kuota haji tersebut akan dialokasikan kepada jamaah haji reguler sebanyak 7.000 orang, sehingga jumlah jamaah haji reguler menjadi 201.000 orang.

"Sisanya, sebanyak 3.000 orang itu akan diperuntukkan untuk jemaah haji khusus. Sehingga total jemaah haji khusus menjadi 20.000 orang," kata Suryadharma.

Sebelumnya kuota haji Indonesia sebesar 211.000. Jumlah itu dialokasikan kepada jemaah haji reguler sebanyak 194.000 orang dan haji khusus sebanyak 17.000 orang.

Untuk sisa kursi jemaah sebanyak 2.585 buah karena tidak melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sampai batas waktunya, pemerintah akan mengembalikan lagi ke daerah. Sedangkan penambahan kuota sebesar 10.000 orang itu akan diprioritaskan untuk daerah yang daftar tunggu atau waiting list-nya tinggi, dan calon jemaah yang usianya sudah lanjut.

Mengenai pemondokan jemaah haji Indonesia di Mekkah tahun ini mengalami peningkatan kualitas dengan jarak lebih dekat dari Masjidil Haram di Mekkah dibanding tahun lalu.

Total rumah yang telah disiapkan sebanyak 319 gedung dengan total kapasitas 202.016 orang, di antaranya 93 persen di bawah jarak dua km dari Masjidil Haram dan sisanya tujuh persen berjarak antara 2,01 km sampai 2,5 km. Qurah pemondokan dan maktab akan dilaksanakan insya Allah pada 14 September 2011.

Ia menjelaskan bahwa pemondokan jemaah haji di Madinah tahun ini seluruhnya akan berada di wilayah Markaziah dengan jarak maksimal 500 meter dari Masjid Nabawi. Untuk transito jamaah haji yang pulang melalui Bandara King Abdul Aziz Jeddah telah disiapkan akomodasi di 11 hotel dengan total kapasitas 140.000 jamaah.

Jika dilihat dari seluruh kesiapan penyelenggaraan haji pada tahun ini, banyak calon jemaah haji merasa optimis bahwa kenyamanan untuk beribadah dalam berhaji akan jauh lebih baik.

"Saya yakin, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat sudah melakukan persiapan lebih baik lagi," ungkap seorang calon jemaah haji di salah satu bank, tatkala melunasi BPIH di Jakarta.

Calon haji yang tak mau disebut jatidirinya itu menyatakan, proses pem-visa-an, penyelesaian paspor hingga bimbingan manasik haji dilalui dengan lancar.

"Mudah-mudahan ini pertanda awal yang baik untuk ke depan," katanya penuh harap.

Permondokan

Mengenai pemondokan di Mekkah, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (PP IPHI) H.Kurdi Mustofa menyambut gembira upaya yang dilakukan jajaran Kementerian Agama. Jemaah, terkait dengan dekatnya pondokan dan Masjidil Haram, tentu bakal memperoleh kenyamanan untuk beribadah di Masjidil Haram.

"Saya baru melaksanakan umroh, puasa kemarin. Saya lakukan on the spot. Pondokan haji, mayoritas lebih dekat ke Masjidil Haram," ungkap H.Kurdi Mustofa, dalam pembicaraan dengan ANTARA di Jakarta, Selasa (6/9).

"IPHI memberi apresiasi kepada para penyelenggara ibadah haji Indonesia," kata dia dengan suara lantang.

Ada dua hal. Pertama, IPHI menyampaikan pujian terhadap mayoritas pemondokan lebih dekat dengan Masjidil Haram. Kedua, IPHI juga menyambut gembira bahwa pemondokan pada musim haji 1432 H sekali ini seluruhnya dapat dilewati kendaraan umum dalam 24 jam. Ini artinya, jemaah mudah menggunakan transportasi umum di kota suci itu.

Kendati begitu, Kurdi menyatakan tak setuju penggunaan istilah ring satu, dua dan tiga untuk mengelompokkan jarak pemondokan jemaah haji di Mekkah. Pasalnya, di lapangan bisa memunculkan perdebatan antarpetugas, petugas dengan jemaah dan berimplikasi buruk pada pelayanan jemaah.

Sebagai purnawirawan TNI-AD , Kurdi menggambarkan, akan bisa mengetahui ketika berjalan kaki dalam waktu tertentu sudah berapa lama jarak yang ditempuh.

"Tentara bisa membedakan secara tepat berapa jarak yang dilewati," ia menjelaskan.

Terlebih lagi, kota Mekkah dengan geografis jalan banyak berkelok berbukit batu. Tentu, tentu bagi seorang tentara akan tahu ilmu medan lapangan. Karena itu,ia khawatir jika kategori jarak pondokan menggunakan istilah ring akan dikeluhkan para jemaah.

"Baiknya, gunakan saja, mayoritas pondokan lebih dekat dengan Masjidil Haram," katanya lagi.

Ia mengakui dalam setiap penyelenggaraan ibadah selalu saja persoalan muncul. Namun ia yakin para petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) sudah mengantisipasi, sehingga persoalan yang pernah dialami tak terulang lagi.

Untuk itu, ia berharap, petugas dapat meningkatkan koordinasi. Sebab, dampak perluasan Masjidil Haram tak cukup diantisipasi pihak Daerah Kerja (Daker) di Mekkah dan Madinah saja, tetapi juga sektor kesehatan.


Kesehatan
Jauhnya jarak Balai Kesehatan Haji Indonesia (BPHI) dengan pondokan jemaah haji bakal menimbulkan persoalan tersendiri. Demikian juga koordinasi petugas kesehatan dengan Daker Mekkah.

"Persoalan lemaahnya koordinasi tatkala memasuki puncak ritual haji, harus ditingkatkan," ia mengingatkan.

Bersamaan masuknya puncak haji, biasanya diikuti kesibukan petugas di lapangan. Untuk itulah, jauh hari, perlu disiapkan dan dibangun sistem yang dapat mengintegrasikan satuan kerja secara efisien.

Daftar tunggu jemaah di tanah air makin panjang harusnya diantisipasi bahwa ke depan makin banyak jemaah berisiko tinggi dengan berbagai jenis penyakitnya. Menurut Kurdi, pihak tim kesehatan di Arab Saudi harus mendekatkan diri kepada jemaah.

Banyaknya jemaah wafat di pondokan merupakan indikasi bahwa mobilisasi pasien ke BPHI makin sulit.

"Hal ini harus diantisipasi pula," ia mengingatkan.

Ia pun berharap semua pemangku kepentingan, termasuk biro perjalanan, Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), perbankan dan jajaran Kementerian Agama membulatkan tekad untuk menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji. Penyelenggaraan haji merupakan tugas nasional, karenanya banyak institusi terlibat di dalamnya: imigrasi hingga Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

Khusus kepada KBIH dan biro perjalanan, ia mengingatkan agar mengindahkan seluruh peraturan yang telah ditetapkan pemerintah. Sebab, ia masih melihat KBIH "nakal", memaksakan jemaahnya berangkat haji hanya bermodalkan visa dari pemerintah Arab Saudi.

Berangkat haji tak cukup bermodal visa, harus dipikirkan pula kelayakan pondokan dan mendapatkan tempat untuk ibadah di Mina. Jemaah "keleleran" di Arab Saudi, yang lebih dikenal sebagai jemaah haji non-kuota, tak boleh terjadi.

Soal jemaah haji non-kuota ini, IPHI sendiri, akan mengeluarkan edaran berupa imbauan kepada seluruh KBIH dan biro perjalanan agar tak mememaksakan jemaah haji jika memang segala persyaratan belum terpenuhi.

"Ini akan kita lakukan," kata Kurdi Mustofa.

Terkait masalah kesehatan dan kesiapan jemaah, Menag Suryadharma Ali juga mengingatkan calon jemaah haji Indonesia yang akan menunaikan rukun Islam kelima pada tahun 1432 Hijriyah/2011 ini agar mempersiapkan diri dan menjaga kesehatan dan meningkatkan stamina serta ketahanan fisik.

"Bagi jamaah yang mempunyai penyakit kronis agar melakukan cek kesehatan kepada dokter setempat di tanah air dan selalu berkonsultasi dan mengecek kesehatan kepada petugas kesehatan baik yang disediakan di Kloter maupun petugas kesehatan yang disediakan oleh Pemerintah di Arab Saudi," katanya.

Menag juga meminta jemaah haji untuk selalu disiplin mengikuti aturan dan petunjuk yang telah ditetapkan oleh Pemerintah RI demi kelancaran dan kemabruran ibadah haji.

"Jemaah haji diminta memperhatikan keamanan diri dan barang pribadi, termasuk uang, baik selama di perjalanan maupun selama tinggal di pemondokan/perkemahan."

Jemaah haji juga diminta untuk selalu berkonsultasi dan bertanya hanya kepada petugas resmi yang disediakan oleh Pemerintah dan menghindari upaya penipuan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.


















0 komentar:

Posting Komentar