Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

PAUD, Komitmen Depdiknas Yang Masih Perlu Sosialisasi

Written By Unknown on Rabu, 04 Juni 2014 | 23.23


Catatan Edy Supriatna-PAUD, Komitmen Depdiknas Yang Masih Perlu Sosialisasi Oleh Edy Supriatna Sjafei Jakarta. Fatimah dari belakang setir mobilnya memanggil Wati. Setelah memarkir mobil di sisi kantor sekolah bersangkutan, Fatimah dan Wati pun terlibat pembicaraan hangat. Apalagi, Wati menuturkan bahwa baru saja berselisih paham dengan Direktur Sekolah Al-Falah, drg. Wismi, perihal ditegur lantaran memarahi anaknya yang berada dalam lingkungan kelompok bermain (play group). Ibu Wati (30) terlihat "ngedumel" sambil meninggalkan halaman sekolah Al-Falah. Namun, langkahnya terhenti di pintu gerbang karena rekannya, Fatimah (32), yang hendak menjemput puteranya, baru saja melintas masuk.
Fatimah maklum bahwa rekannya yang sama-sama satu kantor itu punya temperamen tinggi. Setelah seluruh kekesalannya dikemukakan, Fatimah menjelaskan secara rinci dengan pendekatan psikologi anak kepada Wati. Belum sempat Fatimah menjelaskan, Wati tetap saja "nyerocos" melontarkan ketidaksepahamannya dengan kebijakan Ibu Wismi. "Masa' anak tak boleh dimarahi, diperintah dan dilarang?," katanya bernada tinggi.

Ia menuturkan, penanganan anak dalam masa usia emas (golden age) tak bisa dianggap enteng karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan otak dan fisik anak bersangkutan. "Ikuti saja nasihat Ibu Wismi, karena dia lebih ahli di bidangnya. Suatu persoalan yang ditangani oleh ahlinya akan membuahkan hasil yang baik pula," kata Fatimah, yang lantas disambut anggukan rekan bicaranya itu.
Kedua ibu itu kemudian menyongsong anaknya masing-masing dengan raut muka ceria. Wati mencium putranya dan langsung membawanya ke mobil yang baru saja tiba menjemputnya. Sekolah Al-Falah didirikan di lahan seluas 1,4 hektare di Jalan Kelapa Dua Wetan Nomor 4, Jakarta Timur. Sekolah tersebut beroperasi sejak 1996. Di situ ada pendidikan pra-Taman Kanak-Kanak (TK) atau Kelompok Bermain (play group), TK, Sekolah Dasar (SD). Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Khusus untuk usia dini, Al-Falah mencatat ada 86 anak yang ditangani 26 guru.

"Di sekolah ini kita berdoa, hidup, belajar, bekerja dan bermain bersama. Anak dikenalkan membuat rencana, melaksanakannya dan membuat dokumentasi dari apa yang mereka pelajari," kata Ibu Wismi, yang tiap hari selalu memantau perkembangan anak dari dekat. Setiap anak dikenalkan dengan metode belajar, membaca, pengalaman langsung, partisipasi aktif, mengamati, menulis dan menyelesaikan masalah, membandingkan, mendengar, mengevaluasi, dan berfikir secara kritis.
Sayangnya, orang tua siswa kepeduliannya terhadap pendidikan usia dini masih terbilang rendah. Oleh karena itu, di sekolah tersebut, pengelola dan pendidik di Al-Falah mendapat tantangan menyangkut bagaimana menyiapkan anak usia dini mampu mengembangkan potensi dirinya, dan memberikan informasi secukupnya kepada orangtua mengenai betapa pentingnya anak bagi masa depan dan harus ditangani secara benar dan tepat.

Untuk itu, Wismi mengimbau, agar di satu sisi masalah sosialisasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) lebih digalakan lagi. Di sisi lain, ia mengemukakan, harus diakui bahwa komitmen pemerintah meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) PAUD cukup tinggi. Naiknya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2007 senilai Rp221 miliar menjadi dua kali lipat pada 2008 merupakan bukti nyata.

Hal itu sejalan dengan kesadaran para orangtua yang beranggapan bahwa anak adalah masa depan dan harus diberi pendidikan. Belum lagi dukungan gerakan Program Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Lembaga Swaday Masyarakat (LSM) turut mendorong tumbuhnya kesadaran para orangtua untuk ambil bagian dalam pendidikan usia dini. Pentingnya peran PAUD di berbagai daerah kabupaten/kota menambah pesatnya kemajuan pendidikan usia dini semacam itu.

Data pada 2006 memperlihatkan, dari 28 juta anak usia 0 hingga 6 tahun ada sebanyak 73 persen (20,4 juta) anak belum memperoleh pendidikan. Sisanya, 27 persen (7,5juta) sudah mendapat pendidikan usia dini, seperti membaca dan berhitung yang dilakukan lembaga non-formal, seperti kelompok bermain dan Tempat Penitipan Anak (TPA).

Sampai 2007, sekira 46 persen dari 28 juta anak di Indonesia telah mendapat endidikan usia dini. "Ini merupakan suatu lompatan luar biasa," kata Direktur PAUD di Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), Gutama, di Pontianak, baru-baru ini.
PAUD, Komitmen Depdiknas Yang Masih Perlu Sosialisasi Copyright Antara News 2007, Penulis Priyambodo RH, Juni 2007. (Oleh Edy Supriatna Sjafei Jakarta)

0 komentar:

Posting Komentar