Catatan Edy Supriatna-Penyebaran infeksi koronavirus Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) di Arab Saudi baru-baru ini bukan wabah karena sedikit kasus, kata Asisten Wakil Menteri Urusan Umrah di Kementerian Haji Abdullah Marghani kepada surat kabar Al-Eqtisadiya.
Marghani mengatakan Kementerian Kesehatan belum mengumumkan situasi darurat. Ia menambahkan Kementerian Haji bukan hanya akan bertindak sejalan dengan keputusan dari Departemen Kesehatan.
"Kami belum melakukan langkah pencegahan seperti pembagian masker, seperti memakai atau tidak memakai masker adalah keputsan pribadi," katanya seperti dikutip dari kantor berita Antara/Xinhua-OANA, baru-baru ini.
Marghani mengataka, tak ada permintaan yang diterima untuk membatalkan pemesanan buat umrah, ibadah ke Mekkah, dan jumlah kunjungan ke kota suci tetap normal.
Menurut statistik Kementerian Haji, sebanyak 3,8 juta orang menunaikan umrah musim ini, naik 30 persen dari musim lalu.
Namun, menurut surat kabar lokal, wabah tersebut telah mengakibatkan panik di kalangan sebagian orang di negeri itu, dan telah membuat negara tetangga meningkatkan langkah pencegahan.
Pada Senin lalu (21/4), Yaman mengumumkan langkah pencegahan terhadap penularan tersebut akibat tingginya angka kematian, sebanyak 40 persen.
Pada Senin, Arab Saudi memecat menteri kesehatannya, cuma sehari seelah ia mengumumkan kenaikan kasus penularan koronavirus menjadi sedikitnya 244 sejak kasus diagnosis pertama pada 2012. Virus tersebut telah menewaskan 97 orang.
Pada Selasa (22/4), negara Timur Tengah itu melancarkan operasi di seluruh negeri tersebut untuk mengendalikan penularan dan meningkatkan kesadaran mengenai penyakit itu, yang belum ada vaksinnya.
Arab Saudi telah mengadakan kontak erat dengan lima perusahaan obat internasional untuk mengembangkan vaksin guna melindungi rakyat dari penularan, kata pemerintah.(es)
0 komentar:
Posting Komentar