Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

KEMENAG: TAK PERLU "TRAVEL WARNING" TERKAIT VIRUS EBOLA

Written By Unknown on Selasa, 12 Agustus 2014 | 18.33

Catatan Edy Supriatna - Jakarta, 13/8 (Antara) - Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Abdul Djamil menyatakan hingga kini pihaknya tidak perlu mengeluarkan peringatan "travel warning" kepada calon jemaah haji Indonesia terkait virus ebola.
    
       "Travel warning" dapat dimaknai sebagai peringatan bagi warga Indonesia untuk berhati-hati dalam menunaikan ibadah haji, katanya di Jakarta, Rabu.

         Justru keluarnya "travel warning" dapat dikhawatirkan akan membuat panik masyarakat dan para jamaah haji yang akan menunaikan ibadah haji di Arab Saudi.

         Hingga saat ini, lanjutnya, Kemenag masih berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Pusat Kesehatan (Puskes) Haji untuk menentukan langkah-langkah yang harus dijalankan demi menjaga jamaah haji Indonesia tertular virus mematikan ini.

          Indonesia belum memerlukan peringatan bepergian atau "travel warning" terkait penyebaran virus Ebola yang berasal dari beberapa negara Afrika. Beberapa negara tersebut antara lain Liberia, Nigeria dan Sierra Leone.

           Namun demikian, Abdul Djamil mengatakan bahwa pihaknya akan segera menggelar pertemuan untuk membahas pelayanan kesehatan jamaah haji dan antisipasi virus Ebola.

         "Penyakit Ebola ini masih kasuistik tapi kita jangan teledor. Kami secara internal sudah melakukan pertemuan dengan perwakilan Kemenag di semua provinsi, Kemenkes untuk membahas Ebola. Kemudian nanti ada tanggal 13 akan ada pertemuan soal pelayanan kesehatan jamaah untuk koordinasi dan antisipasi untuk Ebola," ungkapnya.

           Konsulat Jendral Indonesia di Arab Saudi, menyebutkan bahwa kasus Ebola masih terjadi secara kasuistik atau satu-satu dan belum menyebar serta menyerang orang dalam jumlah besar. Koordinasi terkait langkah-langkah ini memang diperlukan agar tidak sampai menimbulkan kerisauan jamaah haji.
           Persiapan sampai saat ini masih berjalan. Jumlah petugas kesehatan kesehatan haji sudah cukup. "Untuk sementara kami minta supaya jamaah tetap tenang dan melakukan upaya pencegahan kesehatan yang biasa dilakukan. Pusat Kesehatan Haji sudah lakukan upaya antisipatif terlebih kalau sudah ada hasil pertemuan," jelasnya.

           Sebelumnya, Ketua Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI), Slamet Effendi Yusuf mengatakan penyebaran virus Ebola harus menjadi perhatian Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama. Tidak hanya fokus pada virus East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) saja yang dianggap mengkhawatirkan.

          Badan Kesahatan Dunia (WHO) telah memberikan peringatan terhadap ancaman virus ebola ini. Karena itu sangat tepat pemerintah mewaspadai jamaah selama prosesi haji terkiat ancaman terinfeksi penyebaran virus tersebut, kata  Slamet Effendi Yusuf.

           Apalagi, sambung dia, secara geografis virus tersebut telah menyebar di negara-negara Afrika. Padahal jamaah haji asal negara tersebut sangat banyak. Tidak menutup kemungkinan penyebaran bisa terjadi pada saat musim haji.

         Slamet meminta sikap antisipasi pemerintah Indonesia terhadap penyebaran virus ebola pada jamaah haji harus dilakukan. Dengan membuat sejumlah langkah pencegahan dan tindakan pengamanan bagi jamaah yang menjadi suspect virus ebola.  Pola infeksi virus ebola inilah yang harus disadari. Karena mampu berpindah melalui kontak langsung, jelasnya.

          Slamet meminta Kemenkes dan Kementerian Agama secara cepat melakukan monitoring terhadap perkembangan virus ebola. Memberikan penjelasan jamaah terhadap langkah pencegahan terinfeksi virus.

          Saat ini pencegahan terhdap MERS sudah cukup efektif. Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama berhasil menyebarkan informasi yang lengkap pada jamaah. Sehingga mampu menekan korban virus yang menyerangn saluran pernapasan itu, ia menjelaskan. 

0 komentar:

Posting Komentar