Catatan Edy Supriatna - Jakarta, 3/6 (Antara) - Wakil Menteri Agama
Nasaruddin Umar mengatakan ke depan jemaah haji Indonesia akan dilengkapi
dengan gelang elektronik, namun untuk pelaksanaan musim haji 1435 H/2014 M
belum bisa dilaksanakan karena negosiasi pengadaan barang tersebut belum
mencapai kesepakatan.
Gelang
elektronik, kata Wakil Menteri Agama di hadapan delegasi Aljazair yang
berkunjung ke Gedung Kementeria Agama di Jakarta, Selasa, dimaksudkan untuk
mengeliminir kasus jemaah haji Indonesia tersesat atau hilang ketika berada di
Mekkah dalam menunaikan ritual haji.
Melalui
gelang tersebut, lanjut Nasaruddin Umar, pergerakan seorang jemaah haji yang
tersesat di jalan dapat dipantau dan diketahui posisinya. Sehingga petugas haji
mudah memberi pertolongan untuk selanjutnya bisa membawa ke hotel atau
pemondokannya.
"Kami
bersyukur, dari tahun ke tahun pelaksanaan dan penyelenggaraan haji semakin
baik. Namun kekurangan memang masih ada," kata Nasaruddin.
Delegasi Aljazair berkunjung ke Indonesia selain untuk melakukan studi banding
dalam bidang perhajian juga ingin mempelajari manajamen wakaf, infak dan
sadakah. Indonsia sudah memiliki badan zakat, tetapi di negeri itu baru akan
dibentuk. "Karena itu kami ingin belajar dari Indonesia, termasuk
manajemen haji," kata Said Ahmed, pimpinan delegasi tersebut.
Delegasi
yang terdiri delapan orang tersebut, sebelumnya juga mengunjungi kantor Baznas
dan sejumlah lembaga lainnya. Diharapkan dari kunjungannya ke Indonesia, kata
Wamenag, dapat diperoleh manfaat untuk meningkatkan kemajuan umat Islam
Aljazair.
Terkait
dengan penyelenggaraan haji, pimpinan delegasi Aljazair memberi apresiasi atas
kemajuan yang dicapai. Memberangkatan 211 ribu orang sesuai kuota bukan
pekerjaan ringan. Indonesia, setelah dipotong 20 persen sebagai kebijakan
Saudi, pada musim haji 2014 mengirim jemaah haji 168 ribu. Belum termasuk
tenaga petugas sekitar 800 orang.
Setelah
pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), kata Setditjen Haji Khasan
Faozi, jemaah diberi pembekalan berupa manasik haji di berbagai daerah tingkat
dua. Pembekalan tersebut sangat penting mengingat suasana di Tanah Suci jauh
berbeda dengan kondisi di Tanah Air. Jemaah haji pun pemberangkatannya diatur
dengan sisem kelompok terbang (kloter), diperiksa kesehatannya. Semua dilakukan
secara transparan.
Jadi,
sambung Nasaruddin, jika ingin mendalami sistem manajemen haji Indonesia maka
delegasi dari Aljazair bisa melihat langsung penempatan petugas di berbagai
bandara keberangkatan jemaah haji. "Kami terbuka, transparan. Tidak ada
rahasis dalam manajemen haji," ia menegaskan.
Untuk
penyelenggaraan haji ke depan, regulasinya ke depan pun akan terus diprbaiki.
Salah satunya adalah melalui undang-undang keuangan haji. Nanti ke depan,
setiap jemaah menyimpan dana di sejumlah bank penerima setoran (BPS) haji dapat
mengetahui berapa besar dana optimalisasi yang diperoleh sesuai dengan jangka
waktunya.
"Kita harapkan pembahasan undang-undang tersebut segera dapat diselesaikan di DPR," ia menjelaskan.
WAKAF DAN INFAK
Delegasi Aljazair menyatakan pula, pihaknya akan mengikuti jejak Indonesia membentuk badan zakat di negeri tersebut. Meski negeri itu mengangut mashab Maliki dan Syafii bukan berarti dalam soal pengumpulan zakat dan infak serta pengaturan wakaf banyak memiliki perbedaan.
Sama
dengan Indonesia, dalam satu dekade terakhir, pemberdayaan ekenomi umat
mendapat perhatian besar. Negara pun ikut mendorong karena muara dari pemberdayaan
ekonomi itu adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas, kata Al
Abed Lakhdar.
Delegasi
Aljazair pun tertarik dengan pemberdayaan masjid di Tanah Air. Salah satu yang
menonjol bahwa pengelola masjid di Indonesia tidak diberi sertifikasi oleh
pemerintah. Apa lagi tenaga dainya, tak satu pun memiliki sertifikat untuk
berdakwah.
Nasaruddin
Umar menjelaskan terkait masalah pengelolaan masjid memang warga memiliki
kebebasan luas untuk berekspresi menyampaikan dakwah menyejukan bagi umat.
Masjid pun dimanfaatkan sebagai tempat pembinaan umat melalui pengajian rutin
dan mengajak umat untuk memperdalam agama secara konprehensif.
0 komentar:
Posting Komentar