Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

KEMENAG: PENINGKATAN KOMPETENSI JURNALIS PENTING

Written By Unknown on Jumat, 18 Juli 2014 | 14.30


Catatan Edy Supriatna - Bandung, 17/7 (Antara) - Kepala Bagian Tata Usaha Kakanwil Kementerian Agama Jawa Barat Dr. H. M. Atoillah menyatakan, membangun jaringan atau silaturahim dewasa ini dirasakan amat penting, karena dengan cara itu akan diperoleh informasi dan data akurat yang kemudian bisa diarahkan untuk meningkatkan kompetensi jurnalis.

            Peningkatan kompetensi wartawan penting, karena dengan kelebihan kemampuan dan keterampilan jurnalis, maka pesan atau informasi bisa disampaikan dengan baik kepada masyarakat, kata M. Athoillah dalam sambutannya pada pembukaan  "Workshop Peningkatan Peran Jurnalis Dalam Pembinaan Kerukunan Umat Beragama" di Bandung, Kamis malam.

          Pertemuan yang berlangsung selama tiga hari itu sendiri diikuti sekitar 55 jurnalis berasal dari Jawa Barat, Jakarta, dan Banten. Tujuan dari workshop adalah sebagai upaya meningkatkan wawasan jurnalis dalam memelihara dan meningkatkan kualitas kehidupan antarumat beragama dan kerukunan antarumat di Tanah Air.

            M. Athoillah menjelaskan, silaturahim dapat diarahkan untuk membangun jaringan informasi atau pun edukasi, termasuk jaringan rekreaksi guna mendapatkan informasi.
           Jadi, katanya, membangun jaringan informasi  perlu dilakukan dengam komunikasi yang baik. Dengan komunikasi yang bagus, semua perbedaan dan persoalan bangsa bisa diselesaikan. Dalam bahasa agama, silaturahim bisa menyambungkan hati antarsesama. Dengan cara itu pula konflik bisa diredam karena komuniasinya melalui lisan dan tulisan juga baik. Terlebih melalui media massa elektronik dan cetak.

           Menyambung silaturahmi sangat penting. Salah satunya membangun komunikasi melalui pesan layanan singkat atau SMS. "SMS tak dijawab saja bisa menimbulkan persoalan. Padahal di sisi lain harmonisasi harus terbangun guna menjaga kerukunan," katanya.

          Sekarang ini informasi atau pun data yang akaurat demikian penting. Bicara dengan data dan fakta untuk membangun jaringan edukasi. Obrolan pun - melalui pertemuan berupa  majelis seperti sekarang ini - dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi bagi para jurnalis. Jurnalis memang harus memiliki atau menguasai wawasan yang luas dan keterampilan yang bagus guna membangun sikap akhlakul karimah.

          Etika harus dimiliki jurnalis. Etika punya kaitan juga dengan kalbu sesorang, sehingga tatkala berkomuniasi berkenan di hati di semua insan. Jadi, itulah sebabnya peran penting dari silaturahim dan peran jurnalis.

           Dalam kontek kerukunan, kata dia, Indonesia lahir karena dibangun oleh keanekaragaman suku, bahasa dan agama yang ada. Perbedaan yang ada bukan hambatan, tapi justru untuk memperkokoh kedudukan negara.  

      Melalui Pancasila, Undang-Undang Dasar 45 sebagai landasan konstitusional dan Bhineka Tunggal Ika telah menjadikan negara Indonesia kokoh berdiri. Dan atas dasar itu, perlu peningkatan-peningkatan melalui peran para jurnalis untuk meningkatkan kerukunan beragama, internumat beragama dan antara umat beragama.

             Kapala Bidang Harmonisasi Umat Beragama pada Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama,  Mudhofir, menjelaskan bahwa keragaman dan kemajumukan adalah sebuah realita dalam kehidupan bermasyarakat. Namun persatuan adalah sebuah keharusan bagi bangsa Indonesia. Dalam Al Quran ditegaskan bahwa perbedaan adalah sunatullah dan rahmat. Tapi, bukan berarti tak ada keharmonisan. "Kita harus bisa menjalankan menjalani dengan baik," katanya.

          Dalam konteks kerukunan, menurut dia, peran jurnalis sangat besar. Bisa diumapamakan sebagai senjata yang ampuh.  Namun ia mengingatkan bahwa seluruh jurnalis dari berbagai media massa punya idealisme dan tanggung jawab besar dalam menjaga kerukunan antarumat. 

0 komentar:

Posting Komentar