Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

MENJAGA MARWAH PENYELENGGARAAN HAJI

Written By Unknown on Rabu, 10 September 2014 | 18.34

Catatan Edy Supriatna-Hakikat ibadah haji adalah perjalanan menuju Allah SWT. Karena itu para jemaah haji itu harus konsentrasi dalam setiap melaksanakan amalan atau tahapan dalam rangkaian ibadah secara keseluruhan.

       Seorang muslim melakukan perjalanan ibadah haji adalah penuh dengan berbagai halangan dan kesulitan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebab, ibadah haji berpusat di beberapa tempat suci, Kota Makkah, Masjid al-Haram, Ka'bah, Safa dan Marwah, Arafah, Muzdalifah, Mina, dan Jamarat.

       Di tempat-tempat itu, yang sangat terbatas, tidak kurang tiga sampai empat juta Muslim dari seluruh penjuru dunia datang pada waktu yang hampir bersamaan. Untuk itulah ibadah haji perlu dilakukan dengan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam setiap amalan.

       Terdapat nilai kemanusiaan universal dalam ibadah haji. Di tempat-tempat tersebut, setiap muslim sama dan sederajat. Dalam ritual haji, seseorang ”tidak mengenakan pakaian berjahit”, hanya mengenakan baju ihram berupa sarung dan selendang tanpa penutup kepala, dan karena itu tidak dapat dibedakan lagi stratifikasi sosial masyarakat Muslim.
        Semua tunduk dan patuh kepada perintah Allah SWT dalam pakaian yang sama. Manusia adalah sama di hadapan Allah; dan pakaian ihram tidak hanya menyimbolkan kesederhanaan dan sikap rendah hati, tetapi juga menyampaikan pesan tentang kemanusiaan universal.

        Mulai berihram harus dibarengi kesadaran bahwa Tuhanlah yang berkuasa penuh, dan bahkan Tuhan melarang sesuatu yang pada hari-hari hal itu dihalalkan. Pada saat itu umat Islam diingatkan, pada har bahwa akhir nanti hanya Allah yang berkuasa, semuanya harus tunduk kepada Allah SWT.

Kualitas layanan 

        Agar seluruh rangkaian ritual haji dapat berlangsung sukses, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Abdul Djamil, yang baru saja menggantikan Anggito Abimanyu, telah minta kepada seluruh jajarannya memberi dukungan bersinergi bersama untuk meningkatkan kualitas pelayanan ibadah haji.

       Marwah penyelenggaraan ibadah haji harus terjaga. Karena ia menyadari betul, tanpa dukungan dari seluruh pemangku kepentingan (seteakholder) dirinya tak berarti apa-apa.

       Betapa pentingnya penyelenggaraan haji pada musim haji tahun ini,  sampai-sampai Menko Kesra, Agung Laksnono mengingatkan Djamil tentang perlunya mengedepankan kehati-hatian dalam pengelolaan dana haji.  Agung meminta Dirjen PHU yang baru ini agar tidak terlalu terpengaruh dan terganggu dengan berbagai hal yang kini membelit penyelenggaraan ibadah haji.

       Bekerja harus fokus dan melakukan persiapan penyelenggaraan ibadah haji pada musim haji 2014 dengan baik. Penyelenggaraan ibadah haji dari sisi kualitas harus makin baik. Jika penyelenggaraan ibadah haji, dengan berbagai perbaikannya dapat dilakukan, maka kewibawaan kementerian itu akan baik pula.

       Pelayanan haji yang baik akan membantu memulihkan kewibawaan institusi Kemenag yang sedang tergoncang. Karena itu Irjen Kemenag sebagai pengawas internal dapat menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana mestinya.

       Semua pihak tentu tidak rela Kemenag yang merupkan warisan para ulama tercabik-cabik citra dan wibawanya akibat kesalahan dan keteledoran pejabat dan aparaturnya. Seluruh jajaran Kemenag harus bekerjasama dalam menyelenggarakan haji tahun ini sehingga lebih baik. Para calon jamaah haji, khususnya umat Islam Indonesia, tidak perlu khawatir.

       "Para calon jamaah haji dan seluruh masyarakat, khususnya umat Islam di Indonesia tidak perlu khawatir. Insya Allah penyelenggaraan ibadah haji kita tahun ini tetap seperti yang sudah direncanakan semula," demikian penegasan Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar menyikapi perkembangan terakhir persoalan haji 2012 dan 2013 yang sedang diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

      "Kita semua bertanggung jawab menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji. Selaku Wamenag, dan bersama teman-teman lainnya, pihaknya sudah melakukan 'maping' tentang apa saja yang perlu dilakukan untuk penyelenggaraan haji yang sudah dekat," tuturnya.

      Senada dengan Menag, Sekjen Nur Syam menegaskan bahwa baik Wamenag, Sekjen, Irjen, Dirjen PHU, dan seluruh pejabat di kementerian itu akan saling bahu-membahu untuk menyukseskan penyelengagraan haji tahun ini.

      Menurutnya, para pejabat dan jajaran Kemenag telah berkomitmen akan bertanggung jawab secara maksimal dan penuh kehatian-hatian untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Demikian juga dengan Irjen, lanjut Nur Syam, bahwa dengan kewenangannya, M. Jasin akan melakukan pengawasan baik dari hulu sampai hilir tentang penyelenggaraan haji.

      "Insya Allah melalui pengawasan yang beliau lakukan dan selama ini sudah dilakukan, mudah-mudahan pelaksanaan tahun ini akan menjadi lebih baik," kata Nur Syam.

      Djamil optimis bahwa penyelenggaran ibadah haji 1435H/2014M akan berjalan lancar sesuai dengan yang sudah direncanakan. Keyakinan ini didasarkan karena selama ini proses penyelenggaraan haji sudah dipersiapkan dengan baik oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan dan pengalaman di bidangnya atau kapabel.

Perhatikan manasik

        Pemerintah melalui Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 64 Tahun 2014 tentang Penetapan Kuota Haji 1435 H/2014 M tercatat jumlah haji Indonesia pada 1435 H/2014 M sebanyak 168.800 orang yang terdiri atas kuota haji regular sebanyak 155.200 orang dan kuota haji khusus 13.600 orang.

        KMA itu juga merinci penetapan kuota haji regular terdiri atas kuota jamaah haji provinsi sebanyak 154.049 orang dan kuota petugas haji daerah sebanyak 1.151 orang. Sedangkan kuota haji khusus terdiri atas 12.899 jamaah haji khusus dan 701 untuk petugas haji khusus.

        Pemerhati haji H. Tulus Sastrowijoyo minta kementerian tersebut agar memperhatikan fasilitas kebutuhan jemaah untuk mendukung suksesnya rangkaian ritual haji. Mulai pondokan, penyediaan katering, angkutan selama berada di Mekkah, tenda selama di Armina (Arafah dan Musdalifah).

        Jemaah haji pun harus memperhatikan bagian-bagian penting, seperti ketika melakukan tawaf, memulainya dengan bacaan Bismillah Allahu Akbar, mengangkat tangan sejajar dengan Hajar Aswad.  Sebetulnya hal ini merupakan bagian dari materi manasik haji.

       Tawaf harus diikuti kesadaran bahwa ia sedang mengawali pertemuan dengan Allah SWT. Berputar mengelilingi Kabah harus diiringi dengan kesadaran bahwa kita harus tetap pada koridor yang ditetapkan, patuh pada Tuhan pencipta alam.

       Berputar tujuh kali putaran diartikan/disadari sama dengan jumlah hari dalam satu minggu dengan tetap hidup pada garis-garis Tuhan. Dalam tawaf itu kita baca do’a/bacaan-bacaan yang tidak tahu maknanya lebih-lebih hanya ikut-ikutan akan lebih baik kita berdzikir yang tahu maknanya.

       Demikian pula waktu Sa’i, harus diikuti/diiringi kesadaran atau mengingat akan keagungan Tuhan menolong Siti Hajar dalam berusaha menghidupi keluarganya (Nabi Ismail). "Naik turun bukit Safa-Marwa harus diikuti kesadaran bahwa hidup itu naik turun mengikuti kehendak Allah SWT.

       Sikap sabar, tawakkal, optimis adalah cermin dari amaliyah Sa’i. Pada waktu Wukuf di Arafah harus diikitui kesadaran untuk mengenal siapa diri kita dan mengenal Tuhan pencipta dan pengatur alam ini," katanya.

      Mabit di Muzdalifah haru diikuti dengan renungan di malam hari itu dalam rangka mendekatkan diri dengan Tuhan dan berdoa mengharapkan hari esok yang lebih baik, ungkapkan kepada Allah SWT dengan penuh khusuk dan penuh harap.

      Mabit di Mina dan melempar Jumroh harus diikuti kesadaran dan renungan untuk menghilangkan sifat-sifat iblis atau setan. "Mina adalah tempat penyembelihan kurban. Harus kita sadari bahwa hidup itu perlu pengorbanan untuk kepentingan yang lebih besar dalam rangka keseimbangan hidup yang sedang kita jalankan," katanya.

      Akhirnya amalan ibadah haji itu ditutup dengan tahalul dengan cara menggunting rambut. Menggunting rambut itu harus diikuti kesadaran bahwa kita sedang melakukan kontrak dengan Tuhan bahwa hidup yang kita jalani itu harus tetap pada garis-garis Tuhan yang telah ditetapkan.

      "Kita tidak boleh melanggarnya, apabila melanggar maka kita akan mendapatkan balasan yang seadil-adilnya. Hukum yang seadil-adilnya adalah di akhirat nanti. Keadilan di dunia adalah kadang-kadang keadilan yang semu," katanya.


      "Labbaika Allaahumma labbaika, labbaika laa syariika laka labbaika, innal hamda wan ni’mata laka wal mulka laa syariika laka". Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu tiada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujian dan ni’mat adalah milik-Mu begitu juga kerajaan tiada sekutu bagi-Mu.

0 komentar:

Posting Komentar