Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

PEMERHATI: JANGAN TERPANCING ISU PEMINDAHAN MAKAN NABI

Written By Unknown on Senin, 06 Oktober 2014 | 22.59

Catatan Edy Supriatna -Jambi, 4/9 (Antara) - Pemerhati Timur Tengah Dr Mukhlis Hanafi MA menyatakan, umat Islam di Tanah Air tidak perlu terpancing dengan isu pembongkaran dan pemindahan makan Nabi Muhammad SAW dari Masjid Nabawi, Madinah ke tempat lain.

         Isu pemindahan makan Rasulullah SAW bukan sekali ini saja, ketika beberapa abad silam pun sudah ada, kata Mukhlis Hanafi di sela kesibukannya menjadi dewan hakim Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) Nasional kelima di Jambi, Kamis.

         Isu pemindahan makan Nabi Muhammad SAW telah menimbulkan reaksi keras para ulama di Tanah Air. Mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi sempat mengeluarkan pernyataan keras, jika kerajaan Saudi memindahkan makam tersebut maka pemerintahannya akan hancur.

         Pemerintah Arab Saudi, menurut Mukhlis Hanafi, sudah berkomitmen menjaga makam Nabi Muhammad SAW. Bagi Raja Arab Saudi, isu pemindahan makan tersebut merupakan sesuatu yang sensitif.

         Ketika ia masih belajar di Mesir, Mukhlis menuturkan, ada ulama yang mengusulkan agar makan Rasulullah dipindah. Usul tersebut dibalas dengan reaksi raja setempat dengan mengucilkan ulama tersebut.

         Mukhlis tak mau menyebut ulama yang dimaksud. Tapi yang jelas Raja Saudi sangat memperhatikan makam Nabi Muhammad SAW.

         Mukhlis yang juga duduk sebagai Kepala Bidang Pengkajian Al Quran pada Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran, Badan Litbang dan Diklat Kemenag itu menegaskan, sampai saat Kerajaan Arab Saudi tak punya program, apa lagi inisiatif memindahkan makam Nabi Muhammad SAW.

         "Saya jamin, itu tak ada," ucapnya, menegaskan.
         Doktor lulusan Universitas Al-Azhar Kairo itu menyatakan, isu dokumen setebal 60 halaman yang kemudian dimuat di jurnal kerajaan dan harian "The Independent", lalu dipublikasikan oleh beberapa media lainnya, tidak akan mengubah pandangan Raja Arab.

         Sekalipun hal itu datang dari kalangan akademis, kebijakan pemerintah Saudi terkait dengan makam Rasulullah tak berubah. Tidak ada pembongkaran. Namun, ia pun mengakui beberapa situs bersejarah di Mekkah memang banyak yang hilang sebagai dampak perluasan Masjidil Haram.

         Tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW pun, yang kini masih berdiri sebagai perpustakaan, bakal dibongkar karena kebutuhan lahan untuk Masjidil Haram. Sebelumnya tempat kelahiran Nabi itu sempat dijadikan kandang unta, sebelum dimanfaatkan sebagai perpustakaan.

         Idealnya, lanjut dia, situs atau tempat bersejarah Islam dapat dipelihara dengan baik. Kalaupun jika hendak dibongkar perlu juga dikonsultasikan dengan sejumlah negara Muslim.

         Ia memandang pemerintah Arab Saudi patut diingatkan akan hal ini. Sebab, sejarah Islam bukan milik pemerintah Saudi semata. Sejarah itu milik semua umat Muslim. Namun, di sisi lain ia berharap pula umat Islam di Tanah Air tidak terprovokasi dengan isu pemindahan makan Nabi Muhammad SAW.

         Isu tersebut tentu punya motif kuat untuk melemahkan spirit Islam. Terlebih isu tersebut disebarkan melalui media Barat. "Saya dengar, pemerintah Saudi ingin melakukan somasi terhadap media yang menyebarkan dokumen tersebut," ujar Mukhlis.

0 komentar:

Posting Komentar