Catatan Edy Supriatna-Jambi, 3/9 (Antara) - Wakil Menteri Agama
Nasaruddin Umar menyatakan Indonesia bakal menjadi pusat peradaban Islam karena
seluruh pondok pesantren terus bergerak maju dalam membangun ilmu-ilmu
keislaman disamping makin banyaknya siswa asing belajar di Tanah Air.
Dalam mengembangkan keilmuan, pondok
pesantren pun giat menggelar berbagai kegiatan termasuk Musabaqah Qira¿atul Kutub (MQK) yang
diselenggarakan Kementerian Agama secara berkala, kata Nasaruddin Umar di
Jambi, Rabu.
Tahun ini MQK berlangsung di Jambi.
Perhelatan semacam itu bakal mendorong pendalaman kajian ilmu-ilmu Islam.
"Tidak heran, jika suatu saat nanti Indonesia akan menjadi pusat peradaban
Islam," kata Nasaruddin Umar.
Wamenag mengatakan dahulu banyak
santri-santri Indonesia yang pergi ke
luar negeri untuk belajar ilmu-ilmu Islam, seperti sosiologi Islam, antropologi
Islam. Sekarang justru terbalik, banyak pelajar dari kawasan Timur Tengah yang
datang ke Indonesia untuk menuntut ilmu-ilmu Islam.
Hal itu menandakan bahwa suatu saat
nanti, Indonesia akan bisa menjadi pusat kajian keislaman. "Ini bukan
hanya suatu obsesi," kata Wamenag penuh yakin.
"Suatu saat nanti kita akan
menyaksikan Indonesia banyak diserbu oleh mahasiswa-mahasiswa dari negara-negara
Timur Tengah karena kita sudah melihat bahwa perubahan IAIN menjadi UIN telah
memberikan perubahan ke arah yang lebih baik," kata dia.
Tidak itu saja, pesantren dan madrasah di Indonesia telah banyak melahirkan
santri dan siswa berprestasi hingga ke luar negeri, tambahnya.
MQK Tingkat Nasional kelima di Jambi
ini merupakan lanjutan dari kegiatan dua tahunan yang pernah dilakukan
sebelumnya. MQK pertama digelar di Pesantren Al-Falah Bandung (2004), kedua
di Pesantren Lirboyo Kediri (2006), ketiga di PP Al Falah Banjarbaru,
Kalimantan Selatan (2008), dan yang keempat di PP Darunnnahdlatain Oancor NTB
(2011).
MQK kelima ini akan dibuka oleh Menteri
Agama Lukman Hakim Saifuddin pada Rabu pagi. MQK ini akan diikuti 1.564 peserta dari 33 propinsi dengan tiga katagori
peserta (marhalah), yakni peserta Ula (usia maksimal 14 tahun), Wustha (usia
maksimal 17 tahun) dan Ulya (usia maksimal 20 tahun).
Wakil Gubernur Jambi Fachrori Umar berharap
segenap masyarakat Jambi dapat datang dan menyaksikan ajang MQK tingkat
nasional yang berlangsung di lapangan Pesantren As¿ad. Pesantren ini merupakan
tempat belajar Gubernur Jambi sekarang, Hasan Basri Agus.
Sementara itu, Kakanwil Kemenag Jambi,
Mahbub Daryanto menyampaikan
terimakasihnya kepada seluruh pihak yang mendukung lancarnya kegiatan
MQK ini. "Semoga pesantren kita semakin maju," kata Mahbub.
0 komentar:
Posting Komentar