Catatan Edy Supriatna - Tampilan selalu rapi dan sederhana. Cara
berpakaiannya pun serasi dan necis tanpa berlebihan. Di hadapan publik, ia
dikesankan tak banyak bicara. Kendati demikian ia mudah melempar senyum kepada
siapa saja yang menyapa. Ramah, santun dan bisa mengambil posisi di lingkungan
strata sosial atas dan bawah, menjadi ciri tersendiri baginya. Itu disebabkan
ia memiliki pemahaman agama dan pendidikan yang tinggi, sehingga mudah bergaul.
Bukan hanya di lingkungan "lokal" seperti rekan sekantor, tetapi juga
untuk wilayah berkelas internasional. Terlebih, untuk lingkungan akademis.
Dia adalah Prof. H. Abdurrahman Masud, Ph.D.
(lahir Kudus 16 April 1960, NIP 196004161989031005), pemilik Rekening: Mandiri,
103-00-0582644-7. Ia merupakan alumnus Madrasah Aliyah Qudsiyah Kudus 1980, dan
alumni Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta 1987.
memperoleh gelar Doctor of Philosophy (Ph.D.) di UCLA (The University of
California Los Angeles), USA, pada bulan Maret 1997, pernah menjadi dosen tetap
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,
direktur dan dosen pada program
Pascasarjana IAIN Walisongo, UNISMA, Sunan Kalijaga Jogjakarta, Magister Studi Islam (S2) UII Jogjakarta dan
Unisma, serta pada program Magister Managemen (MM) dan Magister Sains Akutansi
Universitas Diponegoro Semarang, (UNDIP).
Selain itu dia pun pernah menjadi penulis dan
mantan konsultan BEP-ADB (Basic Educational Project, Asian Development Bank)
Jateng Tahun 2000-2001, pimpinan redaksi journal internasional, Ihya ` Ulum
al-Din sejak terbit pertama ‘99 sampai 2001, serta wakil ketua DRD (Dewan Riset
Daerah) Jateng, 2001-2002 memperoleh
kesempatan penelitian posdoct di beberapa perguruan tinggi AS dengan biasiswa
Fulbright, dan 2004 mengajar dua bulan sebagai visiting scholar di Universitas
Salve Regina University, New Port Rhode Island, AS. Pernah menjadi anggota inti
KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah) Jateng sampai 2006 dan rektor UNSIQ
(Universitas Sain al-Quran) Jateng,
jabatan terakhir kini sejak Oktober 2012 adalah Kapuslitbang Pendidikan
Agama dan Keagamaan, kementerian Agama Pusat RI.
Sebelumnya sejak Desember 2007 adalah kepala
Pusat Litbang Kehidupan Keagamaan Kementerian Agama RI Pusat, yang sebelumnya
lagi menjadi direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI Pusat 2006.
Meskipun dalam kesibukan amanah
jabatannya di Jakarta, sampai sekarang penulis masih aktif membimbing
disertasi di berbagai perguruan tinggi termasuk UIN Jogja, UIN Jakarta, dan
beberapa IAIN serta UNSIQ.
Kepada penulis, Mas'ud pernah bertutur tentang
pentingnya pendidikan karakter. Kebetulan sekali saat - medio September 2014 - tengah
ramai dibicarakan tentang revolusi mental, yang kemudian merupakan program
Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi). Ia pun berkomentar bahwa program
tersebut penting dan harus dapat dilaksanakan sebaik mungkin. "Revolusi
mental itu perlu dan semua pihak perlu memberikan dukungan. Dukungan tersebut
bisa dilakukan dengan cara membangun sistem berkelanjutan untuk membangun sumber
daya manusia (SDM) berkualitas," katanya, ketika ditemui di ruang
kerjanya.
Revolusi Mental merupakan salah satu ikhtiar
Presiden terpilih Jokowi dalam memajukan kualitas manusia lewat pendidikan.
Kemajuan pendidikan itu dapat dilihat dari pembentukan karakter. Untuk hal ini,
Mas'ud pun berharap agar program tersebut dapat mendapat dukungan luas dan
diperkaya lagi sehingga implementasinya di tengah masyarakat dapat membuahkan
manfaat besar.
Banyak yang melihat bahwa pendidikan itu hanya
sebatas pintar secara akademik, padahal pembentukan karakter yang baik juga
sama pentingnya demi mendapatkan manusia Indonesia yang kualitasnya lebih baik
untuk meneruskan estafet kepemimpinan di masa depan.
Menurut lulusan Doktor dari The University of
California Los Angeles, USA, warga kota Jakarta dikenal tidak tertib. Tapi jika
satu jam saja pindah ke luar negeri, misalkan ke Singapura, bisa mengindahkan
segala aturan yang ada di negeri "Singa" tersebut.
Jika warga Indonesia berada di Singapura, misal
melihat larangan berupa tidak boleh meludah sembarangan, buang sampah
seenaknya, parkir kendaraan tak boleh sembarangan, maka aturan-aturan itu pasti
diindahkan.
"Negeri yang banyak aturannya itu dipatuhi
oleh warga Indonesia yang ada di negeri itu," katanya.
Singapura, sebagai negara tetangga terdekat itu
banyak menerapkan aturan untuk warga kotanya. Hal itu bisa dijadikan contoh.
Mengapa manusia Indonesia tidak bisa tertib tetapi ketika berada di negeri
orang lain bisa mematuhinya.
Menurut dia, hal itu terkait dengan sistem yang
berlaku di negeri bersangkutan. "Singapura adalah negeri penuh dengan
aturan," katanya.
Terkait dengan pendidikan karakter, secara
akademis ia menjelaskan bahwa karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu
nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik
terhadap lingkungan) yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam
perilaku.
Karakter secara koheren memancar dari hasil olah
pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok
orang. Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang
mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi
kesulitan dan tantangan.
Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif
kebangsaan yang khas-baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa,
karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah
hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang.
Karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan
Indonesia yang khas-baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa,
dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai
Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan
komitmen terhadap NKRI.
Prof. H. Abdurrahman Masud, dalam dunia akademis
telah melahirkan karya berupa tulisan yang dimuat dalam Jurnal antara lain :
“Etika Profesional dan Ruh Agama di Awal Millenium”, Abd. Rachman Mas’ud,
Dialog - Jurnal Penelitian dan Kajian Keagamaan, Juli 2009, hal 69 –
73.“Menyikapi Keberadaan Aliran Sempalan”, Abd. Rachman Mas’ud, Dialog - Jurnal
Penelitian dan Kajian Keagamaan, Nopember 2009, hal 16 – 24.Nahdlatul Ulama and
Muhammadiyah Two of Indonesia’s Muslim Giants: Tension Within Intimacy
(Harmony), Abd. Rachman Mas’ud, Harmoni – Jurnal Multikultural &
multireligius, April – Juni 2010, hal 9 – 20.Islam dan Dialog Peradaban,
Republika 2012, Pesantren’ and radicalization, Jakarta Post, 17 May 2013 Suni-Islam Indonesia, Republika,
8 Oktober 2013.
Di bidang Penelitian, pernah masuk sebagai tim
Penilai Penelitian Kompetitif Kehidupan Keagamaan Tahun Anggaran 2009.
Pembimbing Kegiatan Peningkatan Peneliti Muda
Tahun 2009. Ketua Tim Penilai Penelitian Kompetetitif kehidupan Keagamaan Tahun
Anggaran 2010. Pembimbing Kegiatan Peningkatan Peneliti Muda Tahun 2010.
Sedangkan dalam kegiatan akademi lainnya pernah
sebagai pengajar pada Pasca Sarjana IAIN Cirebon sejak 2008 – 2011.
Pasca Sarjana IAIN Lampung sejak tahun 2009 –
2012. Pasca Sarjana Universitas Sains dan Al-Qur’an Wonosobo Jawa Tengah sejak
Tahun 2008 - Sekarang. Masih banyak kegiatan lainnya sebagai pembimbing
disertasi dan sejumlah tulisan yang telah dibukukan.
4 komentar:
saya sedang skripsi buku Prof. abdurrahman bisa minta alamat email beliau mas...
"Hi!..
Greetings everyone, my name Angel of Jakarta. during my
visiting this website, I found a lot of useful articles, which indeed I was looking earlier. Thanks admin, and everything."
Ejurnalism
Last Semester, saya berkesempatan diajar oleh beliau prof Abdurrahman Mas'ud.
Inspired sekali.
Semoga beliau panjang umur,spread manfaat untuk semua orang.
Saya adalah widyaiswara yg bekerjasama di lembaga yg Prof. Abdurrahman Mas'ud pimpin. Beliau sangat menginspirasi dan memotivasi
Posting Komentar