Catatan Edy Supriatna -Kementerian Agama
secara konsisten terus menerus menekan dan menangkal pemikiran yang mengarah
kepada paham radikal atau intoleran dengan menggelar kegiatan Rohis.
Kegiatan yang melibatkan 2.000 siswa tingkat SMA dan SMK seluruh Indonesia
tersebut akan dilaksanakan di Cibubur, 12-15 Nopember. Diharapkan Menteri Agama
Lukman Hakim Saifuddin akan membua acara tersebut, kata Direktur Pendidikan
Agama Islam, Amin Haidari di Jakarta, Selasa.
Rohis (Rohani Islam) merupakan komponen organisasi siswa intrasekolah atau OSIS
dan berperan dalam membangun suasana budaya agamais. Rohis juga telah berperan
dalam menyiarkan kegiatan keagamaan di berbagai sekolah. Kegiatan yang digelar
Rohis di antaranya berupa tahfizdul quran, khutbah jumat dan kegiatan lain.
Amin
Haidari, yang didampingi penyanyi Aunur Rofiq Lilfirdaus atau Opic, mengakui
ada pihak yang menanfaatkan organisasi siswa dengan menyusupkan indoktrinasi
paham keagamaan tak sesuai dengan paham keagamaan Islam Indonesia, bahkan
merusak keutuhan NKRI.
Atas dasar itu, pihaknya melakukan pembinaan terhadap guru agama Islam yang
selama ini hanya mengajar di kelas saja. Para guru tersebut akan dilibatkan dalam
kegiatan Rohis. "Mereka tidak saja diminta menemani anak-anak selama
belajar, tetapi juga mendampingi kegiatan mereka di luar jam belajar," ia
menjelaskan.
Dengan kondisi Indonesia yang multi etnis, multi agama, multi budaya, Indonesia
membutuhkan calon pemimpin yang mengayomi semua tanpa melihat asal-usul, suku
bangsa dan agama. Untuk ini, Kementerian Agama berkepentingan atas munculnya
generasi muda yang memiliki pandangan keagamaan yang inklusif dan toleran, kata
Amin.
Menurut Opic, kegiatan bersekala nasional pertama itu sangat penting untuk
membangkitkan potensi dan kreativitas siswa. Apa lagi remaja membutuhkan idola
dan bekal untuk mengembangkan kreativitasnya
Terlebih lagi, lanjut Opic, selama kegiatan berlangsung
siswa diberi pemahaman tentang pentingnya Islam Kebangsaan dan pendidikan
kepemimpinan.
Opic berharap kegiatan selama lima hari tersebut dapat membuahkan hasil, yaitu
melahirkan manusia Islam yang tangguh dan bertanggung jawab. Dapat
menumbuh-kembangkan semangat keberagaman melalui diskusi keagamaan serta ritual
keagamaan lainnya.
Melalui pelatihan jiwa kepemimpinan diharapkan menelorkan siswa yang mampu
mengorganisir diri dan kelompok, melakukan kerja sama dan berdisipin. "Ini
juga penting," ujar Opic.
0 komentar:
Posting Komentar