Catatan Edy Supriatna -Menteri Agama
Lukman Hakim Saifuddin mengakui Indonesia masih tertinggal dalam aspek tertentu
dengan bangsa lain disebabkan masih tingginya angka korupsi.
"Negara kita dalam aspek-aspek tertentu
masih tertinggal dengan bangsa lain, salah satunya karena angka korupsi masih
tinggi," kata Lukman Hakim ketika memberi sambutan pada pembukaan Mahaniti
Loka Dhamma tingkat nasional IV-2014 di Jakarta, Senin malam.
Mahaniti Loka Dhamma adalah suatu pertemuan,
penampilan kebolehan dan ketngkasan dhamma bagi mahasiswa. Dalam acara itu
digelar perlombaan, penampilan seni Buddhis, pertemuan ilmiah, kreasi mahasiswa
Buddhis, yang terpilih melalui jalur unit kegiatan mahasiswa pada Perguruan
Tinggi Agama Budhha (PTAB) negeri/swasta. Acara berlangsung 10 - 14 Nopember
2014.
Mahanitiloka Dhamma merupakan momentum
yang tepat untuk mengingatkan bahwa para mahasiswa adalah tunas-tunas bangsa
yang akan memegang estafet kepemimpinan bangsa di masa mendatang.
Tepatlah kiranya panitia memilih tema
“Melalui Mahanitiloka Dhamma kita wujudkan mahasiswa Buddhis yang jujur,
inovatif, kreatif, dan toleransi”.
Pada acara itu dihadiri 300 peserta dari
Perguruan Tinggi Agama Buddha (PTAB) dari seluruh Indonesia. Nampak Dirjen
Bimas Buddha Dasikin, pimpinan majelis tinggi Walubi Arief Harsono. Menurut LHS
- sapaan akrab Lukman Hakim Saifuddin, - ke depan penanaman kejujuran sebagai
budaya hidup menjadi sangat penting.
Tanpa menyebut angka jumlah korupsi yang
terjadi di Indonesia, LHS menyatakan, dengan membudayakan kejujuran, inovatif,
kreatif dan toleransi sebagai upaya pembentukan karakter bangsa, maka Indonesia
diharapkan mampu bertahan di tengah derasnya arus globalisasi.
Belajar dari sejarah perjuangan bangsa,
katanya, pemuda mengambil peran penting terhadap perubahan kehidupan
bangsa. Peristiwa heroik 10 November yang kebetulan bertepatan pada acara
tersebut telah memberikan inspirasi, ketauladanan jiwa patriotisme dan
nasionalisme arek-arek Suroboyo yang mengibarkan bendera merah putih di tengah
berondongan senjata penjajah.
Ia mengatakan, pemuda Indonesia mempunyai
tanggung jawab untuk melanjutkan perjuangan pahlawan agar Indonesia setara
dengan bangsa-bangsa maju lainnya. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan
kreatifitas mahasiswa harus ditempatkan dalam kerangka semangat nasionalisme,
alat pemersatu bangsa.
Mahanitiloka Dhamma merupakan muara dari
ekspresi kreatifitas ilmuwan dan "enterpreuner" muda yang berada di
kampus-kampus Perguruan Tinggi Agama Buddha. Mahanitiloka Dhamma dapat menjadi
forum ilmiah dan komunikasi kreasi mahasiswa, seyogyanya merupakan wahana
silaturahmi antarmahasiswa.
Melalui Mahanitiloka Dhamma ini pula
diharapkan terjadi komunikasi efektif dan "sharing" gagasan untuk
memperkaya gagasan dan pengembangan ide antar mahasiswa.
Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri adalah
munculnya fanatisme dan semangat menang para kontingen, sehingga menjadikan
suasana Mahanitiloka Dhamma menjadi menegangkan, oleh karena itu potensi
tersebut harus diolah menjadi energi positif untuk mengembangkan nasionalisme
dan semangat maju untuk bangsa Indonesia dan bersaing dengan kemajuan bangsa
lain.
Mahanitiloka Dhamma ini pula menjadi
sarana pengenalan budaya, interaksi, dan akulturasi nilai-nilai lokal
yang dimiliki segenap mahasiswa PTAB, yang pada akhirnya akan melahirkan semangat
kebangsaan dengan pemahaman kebhinekaan sebagai dasar membangun bangsa.
Kegiatan Mahanitiloka Dhamma ini dapat
menjadi salah satu upaya membangun citra keberhasilan Pendidikan Tinggi
Keagamaan, yang berhasil melahirkan karya IPTEKS untuk pengembangan ilmu maupun
kewirausahaan serta peran dan kontribusi mahasiswa dalam menggerakkan
masyarakat, melalui gagasan dan ide kreatifnya.
"Saya berharap kepada semua pimpinan
lembaga, institusi dan semua pihak untuk memberikan ruang kepada para mahasiswa
dalam mengembangkan kreatifitas dan berinovasi melalui penyediaan sarana
prasarana, pendanaan dan penyelenggaraan event-event terkait," kata
Menag.***3***
0 komentar:
Posting Komentar